MASA TIGA KERAJAAN BESAR



KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis telah panjatkan atas kehadirat Allah SWT sang Pencipta alam semesta, manusia, dan kehidupan beserta seperangkat aturan-Nya, karena berkat limpahan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan tema “Masa Tiga Kerajaan Besar” yang sederhana ini dapat terselesaikan tidak kurang daripada waktunya.
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini tidak lain untuk memenuhi salah satu dari sekian kewajiban mata pelajaran  Sejarah Kebudayaan Islam serta merupakan bentuk langsung tanggung jawab penulis pada tugas yang diberikan.
Demikian pengantar yang dapat penulis sampaikan dimana penulis pun sadar bawasannya penulis hanyalah seorang manusia yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanya milik Allah Azza Wa’jala hingga dalam penulisan dan penyusunnnya masih jauh dari kata sempurna. Akhirnya penulis hanya bisa berharap, bahwa dibalik ketidak sempurnaan penulisan dan penyusunan makalah ini adalah ditemukan sesuatu yang dapat memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi penulis, dan pembaca. Amien ya Rabbal ‘alamin.



Penulis, 17 November 2015



DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................................ 1
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2
DAFTAR ISI ............................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 4
A.    Latar Belakang................................................................................................ 4
B.     Rumusan Masalah........................................................................................... 4
C.    Tujuan Pembahasan........................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 6
A.    Kerajaan Safawi Di Turki.............................................................................. 6
B.     Kerajaan Mughal Di India.............................................................................. 8
C.    Kerajaan Utsmani Di Persia......................................................................... 10
BAB III PENUTUP................................................................................................ 14
A.    Kesimpulan..................................................................................................... 14
B.     Saran............................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 15



BAB I
PEMBAHASAN
A.    LATAR BELAKANG
Kesempurnaan ajaran Islam telah berhasil membuat perubahan besar bagi peradaban manusia. Sejarah mencatat, sejak ajaran yang dibawa Muhammad saw tersebut disampaikan kepada umat manusia, mampu membuat kemajuan disemua bidang kehidupan, bukan hanya bidang duniawi semata tetapi juga bidang social budaya, mental dan spiritual. Bangsa Arab, tempat diturunkannya ajaran Islam, sebelumnya dikenal sebagai bangsa yang diliputi zaman jahiliyah, setelah Islam datang mereka mampu tampil menjadi bangsa yang berperadaban dan meraih kehidupan yang maju serta menjadi pelopor di antara bangsa-bangsa yang lain.
Madinah sebagai awal terbentuknya masyarakat yang menerapkan kehidupan yang dijiwai dengan ajaran Islam, dipimpin langsung oleh Rasulullah saw, dilanjutkan oleh Khulafa al-Rasyidin, Bani Umayah, Bani Abasiyah hingga keberbagai wilayah di permukaan bumi, termasuk dinasti Turki Usmani, dinasti Mughal dan dinasti Safawiyah.
Makalah ini akan mencoba membahas tiga dinasti terakhir yang tersebut di atas, perkembangannya, kemajuan-kemajuan yang dicapai pada zamannya masing-masing serta kemundurannya dari berbagai sumber yang dapat menjelaskannya. Dalam pembahasan ini penulis mulai dari dinasti Kerajaan Turki Usmani kemudian Kerajaan Mughal dan terakhir Kerajaan Safawi dengan pertimbangan dari yang paling lama keberadaannya dan paling besar.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Kerajaan Safawi
a.       Bagaimana Sejarah Kerajaan Safawi di Persia?
b.      Bagaimana Perkembangan dan Kemajuan Kerajaan Safawi di Persia?
c.       Apa Faktor yang Menyebabkan Kemunduran Kerajaan Safawi di Persia?
2.      Kerajaan Mughal
a.       Bagaimana Sejarah Kerajaan Mughal di India?
b.      Bagaimana Perkembangan dan Kemajuan Kerajaan Mughal di India?
c.       Apa Faktor yang Menyebabkan Kemunduran Kerajaan Mughal di India?
3.      Kerajaan Usmani
a.       Bagaimana Sejarah Kerajaan Usmani di Turki?
b.      Bagaimana Perkembangan dan Kemajuan Kerajaan Usmani di Turki?
c.       Apa Faktor yang Menyebabkan Kemunduran Kerajaan Usmani di Turki?
C.    Tujuan Pembahasan
1.      Untuk mengetahui perkembangan Islam pada masa tiga kerajaan besar.
2.      Untuk mengetahui model pemerintahan di tiga kerajaan besar.
3.      Untuk mengetahui bagaimana kemajuan serta kemunduran tiga kerajaan besar .



BAB II
PEMBAHASAN
A.    KERAJAAN SAFAWI DI PERSIA
1.      Sejarah kerajaan safawi di Persia
Kerajaan Safawi ini berasal dari gerakan Tarekat di Ardabil sebuah kota di Azerbeijan (wilayah Rusia)  yang berdiri hampir bersamaan dengan berdirinya kerajaan Utsmani di Turki. Nama Safawiyah diambil dari nama pendirinya safi al-Din (1252-1334M). Kerajaan Safawiyah menganut aliran syi’ah dan ditetapkan sebagai madzhab negaranya. Safi al-Din keturunan dari imam syi’ah yang keenam Musa al-Kazhim. Dalam waktu yang tidak lama tarekat ini berkembang pesat di Persia, Syiria, dan Asia kecil.
Kecenderungan memasuki dunia politik, hal itu mendapat wujud konkritnya pada masa kepemimpinan Juneid (1447-1460). Dinasti Syafawi memperluas gerakannya dengan menambahkan kegiatan politik selain kegiatan keagamaan. Perluasan kegiatan keagamaan ini menimbulkan konflik antara Juneid dengan penguasa Kara Koyunlu (Domba Hitam), salah satu suku bangsa Turki yang berkuasa di wilayah itu. Dalam konflik tersebut, Juneid kalah dan diasingkan ke suatu tempat. Dari tempat baru ini ia mendapat perlindungan dari penguasa Diyar Baki, Ak-Koyunlu, juga salah satu suku bangsa Turki. Ia tinggal di istana Uzun Hasan, yang ketika itu menguasai sebagian besar Persia. Pada tahun 1460 M, ia mencoba merebut Sircassia tetapi pasukan pimpinannya dihadang oleh tentara Sirwan dan ia terbunuh dalam pertempuran tersebut.  
Ketika itu anak Juneid, Haidar masih kecil dan dalam pengasuhan Uzun Hasan. Ketika itu kepemimpinan gerakan Syafawi baru bisa diserahkan kepadanya secara resmi. Pada tahun 1470 M. Hubungan Haidar dengan Uzun hasan semakin erat setelah Haidar mengawini salah seorang putri Uzun Hasan. Dari perkawinan ini lahirlah Ismail yang di kemudian hari menjadi pendiri kerajaan Syafawi di Persia.
2.      Perkembangan Kerajaan Safawi di persia
Di bawah pimpinan Ismail, pada tahun 1501 M, pasukan Qizilbash (Baret Merah) menyerang dan mengalahkan Ak-Koyunlu di Sharur, dekat Nakhchivan. Pasukan ini terus berusaha memasuki dan menakhlukkan Tabriz, Ibu Kota Ak-Koyunlu dan berhasil merebut serta mendudukinya. Di kota ini Ismail memproklamasikan dirinya sebagai raja pertama Dinasti Syafawi. Ia disebut juga Ismail I.
Ismail I berkuasa sekitar 23 tahun (1501-1524 M). Pada sepuluh tahun pertama ia berhasil memperluas wilayah kekuasaannya. Ia dapat menghancurkan sisa-sisa kekuasaan Ak-Koyunlu di Hamadan (1503 M), menguasai propinsi kaspia si Nazandaran, Gurgan dan Yazd (1505-1507 M) Baghdad dan daerah barat daya Persia (1508 M), Sirwan (1509 M), dan Khurasan (1510 M). Hanya dalam waktu sepuluh tahun itu wilayah kekuasaannya sudah meliputi seluruh Persia dan bagian timur Bulan Sabit Subur (Fortile Crescent).
Peperangan dengan Turki Utsmani terjadi pada tahun 1514  M di Chaldiran, dekat Tabriz. Karena keunggulan organisasi militer kerajaan Utsmani, dalam peperangan ini Ismail l mengalami kekalahan, malah Turki Utsmani di bawah pimpinan Sultan Salim dapat menduduki Tabriz. Kerajaan Syafawi terselamatkan dengan pulangnya Sultan Utsmani ke Turki karena terjadi perpecahan dikalangan militer Turki di negerinya.
Rasa permusuhan dengan kerajaan Utsmani terus berlangsung sepeninggal Ismail. Peperangan antara dua kerajaan besar Islam ini terjadi beberapa kali pada zaman pemerintahan Tahmasp I (1524 - 1576 M), Ismail II (1576 - 1577 M) dan Muhammad Khudabanda (1577 - 15873 M). Pada masa tiga raja tersebut, kerajaan Syafawi dalam keadaan lemah. Disamping karena sering terjadi peperangan melawan kerajaan Utsmani yang lebih kuat, juga karena sering terjasi pertentangan antara kelompok-kelompok di dalam negeri.
3.      Kemajuan Kerajaan Safawi Di Persia
Masa kekuasaan Abbas l merupakan puncak kejayaan kerajaan Safawi. Secara politik ia mampu mengatasi berbagai kemelut didalam negeri yang mengganggu stabilitas Negara dan berhasil merebut kembali beberapa wilayah kekuasaannya yang sebelumnya lepas tersebut oleh kerajaan Utsmani.
Selain itu kerajaan Safawi juga mengalami kemajuan dalam beberapa bidang, antara lain:
a.       Kemajuan bidang ekonomi
Bukti nyata perkembangan perekonomian Safawi adalah dikuasainya kepulauan hurmuz dan pelabuhan Gumrun kemudian diubah menjadi Bandar Abbas pada masa Abbas l. Maka salah satu jalur dagang yang menghubungkan antara timur dan berat sepeenuhnya menjadi milik kerajaan Safawi. Selain itu kerajaan Safawi juga mengalami kemajuan di sector pertanian terutama di daerah Buan Sabit Subur (fortile crescent).
b.      Kemajuan bidang ilmu pengetahuan
Bangsa Persia dalam sejarah Islam dianggap berjasa besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Maka tidaklah heran apabila kondisi  tersebut terus berlanjut, sehingga muncul ilmuan seperti Baha al-Din asy-Syaerozi, Sadar al-Din asy-Syaerozi, Muhammad al-baqir al-Din ibn Muhammad damad, masing-masing ilmuan dibidang filsafat sejarah, teologi dan ilmu umum.
c.       Kemajuan bidang seni dan pembangunan fisik
Kemajuan seni arsitektur ditandai dengan berdirinya sejumlah bangunan megah yang memperindah ibukota kerajaan ini. Sejumlah sekolah, masjid, rumah sakit, jembatanyang memanjang diatas Zenderud dan istana Chihisutun. Kota Isfahan juga diperindah dengan kebun wisata.
4.      Kemunduran Kerajaan Safawi Di Persia
Sepeninggal Abbas I, kerajaan Syafawi berturut-turut diperintah oleh enam raja, yang pada masa raja-raja tersebut kondisi kerajaan Syafawi tidak menunjukkan grafik naik dan berkembang, tetapi justru memperlihatkan kemunduran yang akhirnya membawa kepada kehancuran.
Penyebab kemunduran dan kehancuran kerajaan Syafawi adalah:
a.       Konflik berkepanjangan dengan kerajaan Utsmani
b.      Dekadensi moral yang melanda sebagian para pemimpin kerajaan Syafawi
c.       Pasukan Ghulam yang dibentuk Abbas I tidak memiliki semangat perang tinggi seperti Qizilblash
d.       Seringnya terjadi konflik intern dalam bentuk perebutan kekuasaan di kalangan keluarga istana.
B.     KERAJAAN MUGHAL di INDIA
1.      Sejarah Kerajaan Mughal di india
Kerajaan Mughol berdiri seperempat abad sesudah berdirinya kerajaan safawi. Kerajaan ini termasuk dari tiga kerajaan besar Islam dan kerajaan inilah termuda. Awal kekuasaan Islam di India terjadi pada masa khalifah Al-walid dari Dinasti Bani Umayah, di bawah pimpinan Muhammad Ibnu Qosim.
Kerajaan Mughol di India dengan Delhi sebagai ibu kotanya, di dirikan oleh Zahirrudin Babur ( 1482-1530 M ) salah satu dari cucu Timur lenk. Ayahnya bernama Umar Mirza, penguasa Ferghana. Babaur mewarisi daerah Ferghana dari orang tuanya pada Usia 11 tahun. Karena dari kecil di didik sebagai seorang panglima, ia bertekad dan berambisi akan menaklukan kota terpenting di Asia Tengah yaitu Samarkand. Pada mulanya Babur mengalami kekalahan, tetapi karena mendapat bantuan dari Raja Safawi kala itu yaitu Ismail I, akhirnya berhasil menaklukan Samarkand (1494 M). Pada tahun 1504 M, ia menduduki Kabul (Afganistan).  Babur juga mampu menguasai Punjab (1525 M), kemudian menguasai Delhi setelah bertempur di Panipat sebagai pemenang. Dengan demikian, Babur dapat menegakkan pemerintahannya di sana, maka berdirilah kerajaan Mughol di India(1525M).
2.      Perkembangan Kerajaan Mughal Di India
Sepeninggalan babur tahun 1530 M, tahta kerajaan Mughal diteruskan oleh anaknya yang bernama Humayun. Walaupun Babur telah berhasil menegakkan Mughal dari serangan musuh, namun Humayun tetap saja menghadapi tantangan. Selama roda kepemimpinannya, kondisi pemerintahan tidak pernah stabil. Selain banyak menghadapi peperangan, ia harus menghadapi gerakan pemberontakan  Bahadur Syah penguasa Gujarat dan pertempuran besar dengan Sher Khan  di Kanauj pada tahun 1540 M. dan pada tahun 1556 M, Humayun meninggal dunia.
Selanjutnya Humayun digantikan anaknya yaitu Akbar yang berusia 14 tahun, karena ia masih muda maka urusan kekeuasaan diserahkan pada Bairam Khan, seorang Syi’i. Pada masa Akbar inilah kerajaan Mughal mencapai keemasannya.
Setelah Akbar dewasa, Akbar berusaha menyingkirkan Bairam Khan yang sudah mempunyai pengaruh sangat kuat dan terlampau memaksakan aliran Syi’ah. Dan bairam mengarakan pemberontakan pada tahun 1561 M, tetapi tetap bisa dikalahkan oleh Akbar.
Keberhasilan ekspansi militer Akbar menandai berdirinya Mughal sebagai kerajaan yang besar, karena dua gerbang India yaitu Abul dan kota kandahar dikuasai oleh Akbar. Kemajuan yang telah dicapai oleh Akbar dapat dipertahankan oleh tiga sultan berikutnya, yaitu Jhangir (1605-1628 M), Syah Jehan (1628-1658 M) dan Aurangzeb (1658-1707 M). Ketiganya merupakan raja-raja besar Mughal yang didukung oleh kekuatan militer yang sangat besar.
3.      Kemajuan Kerajaan Mughal Di India
a.       Bidang Ekonomi
Kerajaan Mughal dapat mengembangkan program pertanian, pertambangan, dan perdagangan. Di sektor pertanian, komunikasi antara pemerintah dan petani diatur dengan baik. Hasil pertanian yang terpenting adalah biji-bijian, padi, kacang, tebu, sayur-sayuran, rempah-rempah, tembakau, kapas, nila, dan bahan-bahan celupan.
b.      Bidang Seni
1.      Karya seni yang menonjol adalah karya sastra gubahan penyair istana, baik yang berbahasa Persia maupun India. Penyair yang terkenal adalah Malik Muhammad Jayazi.
2.      Karya-karya arsitektur yang indah dan mengagumkan antara lain:
ü  Istana Fatpur Sikri di Sikri, Cila dan Masjid-masjid yang indah pada masa Akbar
ü  Taj Mahal di Agra, Masjid Raya Delhi dan Istana Indah di Lahore pada masa Syah Jehan.
c.        Bidang Ilmu Pengetahuan
Pada masa Shah Jehan didirikan sebuah perguruan tinggi di Delhi. Jumlah ini semakin bertambah ketika pemerintahan dipegang oleh Aurangzeb. Dibidang ilmu agama berhasil dikodifikasikan hukum Islam yang dikenal dengan sebutan Fatawa –i-Alamgiri.
4.      Kemunduran Kerajaan Mughal Di India
Ada beberapa factor yang menyebabkan kekuasaan dinasti mughal itu mundur pada satu setengah abad terakhir dan membawa kepada kehancuran pada tahun 1858 M. Adapun faktor-faktor tersebut adalah:
a.       Terjadi stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer sehingga operasi militer Inggris di wilayah-wilayah pantai tidak dapat segera dipantau oleh kekuatan maritime Mughal. Begitu juga kekuatan pasukan darat. Bahkan, mereka kurang terampil dalam mengoperasikan persenjataan Mughal sendiri.
b.      Kemerosotan moral dan hidup mewah di kalangan elit politik yang mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang Negara.
c.       Pendekatan Aurangzeb yang terlampau “kasar” dalam melaksanakan ide-ide puritan dan kecenderungan asketisnya, sehingga konflik antar agama sangat sukar diatasi oleh sultan-sultan sesudahnya.
d.      Semua pewaris tahta kerajaan pada paruh terakhir adalah orang-orang lemah dalam bidang kepemimpinan.
C.      KERAJAAN UTSMANI DI TURKI
1.      Sejarah Kerajaan Utsmani Turki
Pendiri kerajaan ini adalah bangsa Turki dari kabilah Oghuz yang mendiami daerah mongol dan daerah utara negeri China. Dalam jangka waktu kira-kira 3 abad, mereka pindah ke Turkistan kemudian Persia dan Irak. Mereka masuk Islam sekitar abad ke 9/10 M ketika mereka menetap di Asia Tengah.
Pada abad ke-13 M, mereka mendapat serangan dan tekanan dari Mongol, akhirnya mereka melarikan diri ke Barat dan mencari perlindungan di antara saudara-saudaranya yaitu orang-orang Turki Seljuk, di dataran tinggi Asia kecil. Dibawah pimpinan Ertoghrol, mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alaudin II yang sedang berperang melawan Bizantium. Karena bantuan mereka inilah, Bizantium dapat dikalahkan. Kemudian Sultan Alauddin memberi imbalan tanah di Asia kecil yang berbatasan dengan Bizantium. Sejak itu mereka terus membina wilayah barunya dan  memilih kota Syukud sebagai ibukota.
Ertoghrol meninggal dunia tahun 1289 M. Kepemimpinannya dilanjutkan oleh putranya, yaitu Utsman. Utsman memerintah antara tahun 1290 – 1326 M. Sebagaimana ayahnya, ia banyak berjasa kepada Sultan Alaudin II dengan keberhasilannya menduduki benteng-benteng Bizantium yang berdekatan dengan kota Broessa. Pada tahun 1300 M, bangsa Mongol menyerang kerajaan Saljuk dan sultan Alaudin ll terbunuh. Kerajaan Saljuk Rum ini kemudian terpecah-pecah dalam beberapa kerajaan kecil. Utsman-pun mengantikan Sultan Alaudin ll dan menyatakan kemerdekannya dan berkuasa penuh atas daerah yang didudukinya. Sejak itulah kerajaan Utsmani dinyatakan berdiri. Penguasa pertamanya adalah Utsman yang sering disebut Utsman I.
2.      Perkembangan Kerajaan Utsmani Di Turki
Setelah Usman mengumumkan dirinya sebagai Padisyah al-Usmani (Raja besar keluarga Usman) pada tahun 699 H (1300 M), wilayah kerajaan dapat diperluasnya. Ia menyerang daerah perbatasan Byzantium dan menaklukkan Broessa tahun 1317 M, kemudian pada tahun 1326 M dijadikan sebagai ibu kota kerajaan. Pada masa pemerintahan Orkhan, kerajaan Turki Utsmani ini dapat menaklukkan Azmir, Thawasyanli, Uskandar, Ankara dan Gallipoli. Selain memantapkan keamanan dalam negeri, ia melakukan perluasan daerah ke benua Eropa.
Merasa cemas terhadap ekspansi kerajaan ke Eropa, Paus mengobarkan semangat perang. Sejumlah besar pasukan sekutu Eropa disiapkan untuk memukul mundur Turki Utsmani, namun Sultan Bayazid I (1389-1403 M), dapat menghancurkan pasukan sekutu Eropa tersebut.Ekspansi Bayazid I sempat berhenti karena adanya tekanan dan serangan dari pasukan Timur Lenk ke Asia kecil. Pertempuran hebat terjadi antara tahun 1402 M dan pasukan Turki mengalami kekalahan. Kekalahan tersebut membawa dampak yang buruk bagi Kerajaan Utsmani yaitu banyaknya penguasa-penguasa Seljuk di Asia kecil yang melepaskan diri. Begitu pula dengan Bulgaria dan Serbia, tetapi hal itu dapat diatasi oleh Sultan Muhammad I (1403-1421 M). Usaha beliau yang pertama yaitu meletakkan dasar-dasar keamanan dan perbaikan-perbaikan dalam negeri.
Usaha beliau kemudian diteruskan oleh Sultan Murad II (1421-1451).Turki Utsmani mengalami kemajuannya pada masa Sultan Muhammad II (1451-1484 M) atau Muhammad Al-Fatah. Beliau mengalahkan Bizantium dan menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453 M yang merupakan kekuatan terakhir Imperium Romawi Timur. putra Sultan Salim I, yaitu Sulaiman I (1520-1526 M) dan berhasil menaklukkam Irak, Belgaro,kepulauan Rhodes, Tunis dan Yaman. Masa beliau ini merupakan puncak keemasan dari kerajaan Turki Utsmani. Sebab, setelah Sultan Sulaiman I meninggal dunia, terjadilah perebutan kekuasaan antara putera-puteranya dan itu menyebabkan kerajaan Utsmani mulai mengalami kemunduran. Akan tetapi, meskipun terus mengalami kemunduran, kerajaan ini untuk masa bberapa abad masih dipandang sebagai negara yang kuat, terutama dalam bidang militer.
3.      Kemajuan Kerajaan Utsmani Di Turki
Kemajuan dan perkembangan ekspansi kerajaan Utsmani yang demikian luas dan berlangsung dengan cepat itu diikuti pula oleh kemajuan-kemajuan dalam bidang-bidang kehidupan yang lain. Yang terpenting diantaranya adalah sebagai berikut:
a.       Bidang Militer dan Pemerintahan
Kekuatan militer kerajaan ini mulai diorganisasi dengan baik dan teratur pada masa pemerintahan Sultan Murad l. Tahap selanjutnya Orkhan mengadakan perombakan dalam tubuh organisai militer dalam bentuk mutasi personil pimpinan dan perombakan dalam keanggotaan. Bangsa-bangsa non Turki dimasukkan sebagai anggota. Progam ini ternyata berhasil dengan terbentuknya kelompok militer baru yang disebut jenissari dan inkisyariyah. Pasukan ini yang dapat mengubah Negara Utsmani menjadi mesin perang yang paling kuat dan memberikan dorongan yang amat besar dalam penakhlukan negeri non muslim. Factor utama yang mendorong kemajuan ini ialah tabiat bangsa turki itu sendiri yang bersifat militer, berdisiplin, dan patuh terhadap peraturan.
Keberhasilan ekspansi tersebut dibarengi pula dengan terciptanya jaringan pemeritahan yang teratur. Untuk mengatur pemerintahan Negara, dimasa Sultan Sulaiman l. disusun sebuah kitab undang-undang(qanun). Kitab tersebut diberi nama Multaqa al-Abhur, yang menjadi pegangan hukum bagi kerajaan Turki Utsmani sampai datangnya reformasi pada abad 19.
b.      Bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya
Turki Utsmani lebih banyak memfokuskan kegiatan mereka dalam bidang militer, sementara dalam ilmu pengetahuan mereka tidak begitu kelihatan menonjol. Namun demikian, mereka banyak berkiprah dalam pembangunan yang indah seperti Masjid Jami’ Sultan Muhammad Al-Fatih. Ada juga Masjid Agung Sulaiman dan Masjid Abi Ayyub al-Anshari. Dan Aya Sophia merupakan masjid yang terkenal karena keindahan kaligrafinya yang asalnya adalah gereja kristen Pada masa Sulaiman di kota-kota lainnya juga banyak dibangun masjid, sekolah, rumah sakit, makam jembatan, saluran air, vila dan pemandian umum. Disebutkan bahwa 235 buah bangunan itu dibangun dibawah coordinator Sinan, seorang arsitek asal Anatolia.
c.       Bidang Keagamaan
Agama dalam tradisi masyarakat turki mempunyai peranan besar dalam sosial politik. Masyarakat digolongkan berdasarkan agama, dan kerajaan sendiri sangat terikat dengan syariat sehingga fatwa ulama menjadi  hukum yang berlaku.
4.      Kemunduran Kerajaan Utsmani Di Turki
Kemunduran Turki Utsmani terjadi setelah wafatnya Sulaiman Al-Qonuni. Hal ini disebabkan karena banyaknya kekacauan yang terjadi setelah Sultan Sulaiman meninggal diantaranya perebutan kekuasaan antara putera beliau sendiri. Para pengganti Sulaiman sebagian besar orang yang lemah dan mempunyai sifat dan kepribadian yang buruk. Juga karena melemahnya semangat perjuangan prajurit Utsmani yang mengakibatkan kekalahan dalam mengahadapi beberapa peperangan. Ekonomi semakin memburuk dan system pemerintahan tidak berjalan semestinya. Selain faktor tersebut, ada beberapa factor lain yang menyebabkan Kerajaan Utsmani mengalami kemunduran. Faktor tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Wilayah kekuasaan yang sangat luas dan tidak diimbangi dengan penataan sistem pemerintahan yang baik.
b.      Pemberontakan tentara jenissari
c.       Penguasa yang tidak cakap
d.      Kemerosotan perekonomian Negara
e.        Stagnasi di bidang ilmu dan tekhnologi
f.       Budaya pungli
g.       Heterogenitas penduduk
BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
1.      Kerajaan Syafawi berdiri sejak 1503-1722 M. Kerajaan Syafawi berasal dari sebuah gerakan tarekat Syafawiyah, yang didirikan di Ardabil. Nama Syafawiyah diambil dari nama pendirinya, Syafi al-Din. Nama Syafawi itu terus dipertahankan sampai tarekat ini menjadi gerakan politik, bahkan hingga gerakan ini berhasil mendirikan kerajaan. Hasil peradaban kerajaan Syafawi meliputi bidang ekonomi, ilmu pengetahuan, bagunan fisik dan seni. Kemunduran Syafawi berturut-turut sepeninggal  Abbas I.
2.      Kerajaan Mughal didirikan oleh Zahirudin Babur (1526 - 1530 M). dan Peradaban yang diukir oleh kerajaan Mughal yakni pada bidang ekonomi, seni, dan ilmu pengetahuan. Kemunduran Kerajaan Mughal disebabkan karena terjadi strategi dalam pembinaan kekuatan, kemerosotan moral dan hidup mewah di kalangan elit politik, pendekatan Aurangzeb yang terlampau “kasar” dalam melaksanakan ide-idenya, semua pewaris tahta kerajaan adalah orang yang lemah dalam bidang kepemimpinan.
3.      Kerajaan Utsmani berasal dari suku bangsa pengembara Qoyigh Oghuz, beribukota di Syukud. Pada tahun 1300 M, Kerajaan Utsmani dinyatakan berdiri. Penguasa pertamanya adalah Utsman yang sering disebut Utsman I. Dinasti Utsmani berkuasa kurang lebih selama tujuh abad, dengan sekitar 36 sultan selama kekuasaannya. Pasukan Janissary bentukan Orkhan yang terkenal tangguh merupakan pasukan pertama yang berhasil menaklukkan beberapa wilayah sehingga daerah kekuasaan Utsmani semakin luas. Peradaban yang dihasilkan meliputi bidang militer, pemerintahan, ilmu pengetahun dan budaya. Kemunduran Utsmani dimulai ketika wafatnya sultan Sulaiman al-Qoruni tahun 1566 M.
B.     SARAN
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami berharap semoga makalah ini bisa menjadi inspirasi dan motivasi agar teman-teman bisa membuat makalah yang lebih sempurna. Manusia dalam berbuat tentunya terdapat kesalahan yang sifatnya tersilap dari yang telah ditetapkan atau seharusnya. Apalagi dalam kegiatan menyusun makalah ini. Untuk itu, penulis harapkan dari pembaca, khususnya kepada Ibu Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam  yaitu Al-Ustadz YUSUF, S.Ag  mohon kritik dan sarannya guna perbaikkan penyusunan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://cakrawalakucakrawalamu.blogspot.co.id/2015/01/peradaban-islam-masa-tiga-kerajaan-besar.html
http://hadifauzan.blogspot.co.id/2013/11/periode-tiga-kerajaan-besar-turki.html
http://www.melakifti.info/2014/12/masa-kekuasaan-tiga-kerajaan-besar_15.html
http://mochzainuri.blogspot.co.id/2012/04/makalah-sejarah-tiga-kerajaan-besar.html
http://adenovitpunya.blogspot.co.id/2013/05/makalah-3-kerajaan-besar-islam.html
http://kaharmusakkar97.blogspot.co.id/2015/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html
muardi, 2008, pendidikan agama islam sejarah kebudayaan islam, Semarang: PT. Karya Toha Putra