menjadi Ilmuan

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Penulis mengambil judul kriteria seorang ilmuan karena didasari atas  keprihatinan terhadap generasi muda yang menganggap bahwa kegiatan ilmiah dan penelitian itu sulit dan menjenuhkan, dengan berpedoman pada sebuah buku yang dijadikan sebagai referensi penulis berharap  bisa mengubah pola pikir itu dan memotivasi generasi muda sehingga mengetahui kriteria dan bisa menjadi seorang ilmuan.
Bangsa ini memerlukan lebih banyak ilmuan, Indonesia adalah laboratorium ilmu alam, ilmu sosial, dan ilmu budaya terbesar di dunia. Segala permasalahan keanekaragaman hayati, keragaman masyarakat, sumber daya manusia, dan budaya adalah aset penting yang bisa dimanfaatkan untuk menciptakan pemikiran baru, temuan ataupun produk inovasi. Kembangkanlah ilmu pengetahuan untuk memajukan dan memelihara aset bangsa, karena itu adalah salah satu cara untuk melestarikannya.





B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka makalah ini dibuat atas dasar timbulnya pertanyaan berikut "Bagaimana kriteria seorang ilmuan?”.
C.   Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana kriteria seorang ilmuan.














BAB II
PEMBAHASAN

A.       Definisi Ilmuan
Kata “ilmuan” sering dikenal dalam kehidupan sehari-hari, selalu berasosiasi dengan image seorang profesor laki-laki berada di dalam lab, berkepala botak, mengenakan jas laboratorium warna putih, berdiri dibalik mikroskop, dan mengamati sesuatu. Kata “ilmuan” berasal dari kata “ilmu” atau ilmu pengetahuan, dan “wan” sebagai imbuhan yang menandakan seorang individu manusia. Jadi seorang ilmuan tidak selalu seorang ahli alam yang bekerja di laboratorium. Ilmuan ialah orang yang bekerja dan mendalami dengan tekun dan sungguh-sungguh, suatu bidang ilmu pengetahuan. Tidak harus lelaki, perempuan pun bisa jadi ilmuan. Tidak harus berada di dalam lab, seorang ilmuan pun bisa saja melakukan penelitian di alam terbuka. Para ilmuan bisa bekerja dalam bidang ilmu pengetahuan yang berbeda,dalam bidang ilmu sosial, ilmu alam, ataupun humaniora. Jadi, ilmuan itu mencakup berbagai bidang keilmuan, misalnya antropolog, sosiolog, arkeolog, biolog, fisikawan, geolog, ahli matematika, ahli bahasa, pustakawan, dan lain-lain. Pekerjaan ilmuan yaitu mengembangkan ilmu untuk perbaikan hidup umat manusia. Ilmu yang diperolehnya akan disumbangkan untuk mengatasi masalah yang ada di dunia ini.[1]


B.        Kriteria Seorang Ilmuan
Sifat dan sikap positif yang harus dimiliki seorang ilmuan, antara lain:
1.    Pantang Menyerah
Dalam proses penelitian, seorang ilmuan tentunya akan menghadapi persoalan. Contoh sikap pantang menyerah misalnya jika penerapan metode pertama gagal, kita harus mencoba metode-metode lain. Misalnya, bila mencari sumber data dengan metode wawancara namun ternyata mewawancarai narasumber itu susah, maka lakukanlah pendekatan observasi terlebih dahulu, agar narasumber bisa diwawawancarai. Sikap pantang menyerah berkaitan dengan keyakinan bahwa setiap persoalan senantiasa memiliki jalan keluar. Seperti kata John Maxwell:
Orang sukses adalah orang yang membangun pondasi yang kokoh dengan bata yang dilemparkan kepadanya.[2]

2.    Berani
a)      Berani melakukan
Supaya kamu berani mengambil tindakan dalam penelitian, bayangkanlah keuntungan yang akan kamu peroleh, jangan pikirkan kerugiannya. Jika kamu punya ide, maka segera satukan tekad untuk melakukannya, sebab rusaknya ide biasanya hanya karena keraguan semata.


b)      Berani mengambil resiko
Resiko yang harus dikorbankan adalah waktu bermain. Tapi seorang ilmuan yang tangguh tidak boleh mengeluh. Rasa senang justru dapat ditimbulkan dengan mengambil resiko, yang kemudian akan melahirkan keikhlasan. Keikhlasan dalam melakukan proses penelitian adalah sesuatu hal penting dalam mengambil keputusan.
3.    Jujur
Sifat jujur dan menjaga kebenaran ilmiah adalah modal yang penting untuk menghasilkan ilmu pengetahuan. Dengan mengedepankan kebenaran dan kejujuran data, seorang ilmuan akan merasa yakin bahwa suatu saat ilmunya akan bermanfaat bagi banyak orang.
4.    Terbuka
Sikap terbuka ditandai dengan menerima setiap respon orang lain, menerima kritik, saran, ataupun koreksi terhadap proses atau hasil penelitian. Seorang ilmuan juga harus mampu berkomunukasi dengan ilmuan lain. Sikap terbuka, misalnya dalam hal intrepestasi data untuk menganalisis dan menarik kesimpulan. Ada tiga cara untuk melatih sikap terbuka, antara lain:
a)        Pilih topik yang disenangi
Dengan memilih masalah yang disenangi, kita pun tidak akan merasa terbebani untuk mengerjakan penelitian. Jika kita menyukai topik tersebut, otomatis kita akan senantiasa berusaha melakukan yang terbaik. Dengan dorongan semaca itu, kita pun tidak perlu merasa sakit hati jika ada kritik ataupun koreksi dari orang lain.
b)        Miliki motivasi yang jelas
Motivasi yang jelas akan menjadi faktor pendorong penelitian. Memiliki motivasi akan menyebabkan kita untuk rela berkorban, selalu mencoba, dan tidak mudah menyerah.
c)        Otonom dalam keputusan
Otonom adalah sikap bebas menentukan apa yang ingin dilakukan. Sikap ini sebaiknya sudah ada sebelum melakukan penelitian, dan tetap dijaga sampai penelitian selesai. Sikap otonom akan membuat kita mandiri dan mampu menikmati seluruh proses penelitian. Pembimbing memang berperan untuk membantu kita, tapi keputusan-keputusan tetap sepenuhnya ada di tangan kita.[3]
5.    Jaga Emosi
Saat menghadapi sesuatu yang tidak diharapkan, sering emosi kita menjadi labil. Untuk mengatasinya, datanglah kepada orang terdekat (keluarga, saudara, atau teman) untuk berkomunikasi secara pribadi. Menurut psikolog, menumpahkan kekesalan dan beban pikiran akan membantu kita menjaga kondisi psikis.



6.    Tekun
Paul G. Stoltz, Phd, mengatakan bahwa:
ketekunan adalah kemampuan untuk terus-menerus berusaha., bahkan manakala dihadapkan pada kemunduran-kemunduran atau kegagalan. Salah satu sifat tekun adalah teliti menyelesaikan suatu persoalan.[4]

Hayatilah kata-kata Calvin Coolidge:
Tak ada satu pun di dunia ini yang dapat menggantikan ketekunan. Bakat tak akan bisa menggantikan. Banyak sekali orang berbakat yang tidak sukses. Jenius tak akan menggantikan. Pendidikan pun tidak. Dunia penuh dengan orang-orang berpendidikan yang tidak melakukan apa-apa. Ketekunan dan keteguhan hati sajalah yang berkuasa.[5]

Tekun dapat pula diartikan sebagai sikap sabar sekaligus teliti. Peneliti yang tidak memiliki ketekunan akan cenderung mudah menyerah, pesimis, atau mungkin marah jika dicela.
7.    Skeptis
Sikap skeptis adala sikap meragukan segala hal selama tidak ada bukti yang meyakinkan. Dengan memiliki sikap skeptis, seorang ilmuan akan memiliki motivasi untuk mencari lebih dalam tentang suatu hal. Skeptis tidak bisa digunakan untuk mempertanyakan keberadaan Tuhan. Suatu hal, disebut meragukan jika tidak ada data  atau fakta yang dapat menjelaskan suatu fenomena.
8.    Analitis
Sikap analitis adalah kemampuan untuk menguraikan suatu persoalan dari segala sudut pandang secara menyeluruh, sehingga terbentuk suatu pola. Untuk menumbuhkan sikap analitis, biasakanlah melihat sesuatu secara mendetail dan lengkap.
9.    Mendekatkan diri kepadaAllah
Selama penelitian kita perlu mendekatkan diri kepada Tuhan dengan selalu melakukan perintah dan menghindari larangannya.
Menurut Ibnu Qayyim rahimullah:
 ilmu adalah cahaya yang ditiupkan Allah pada hati manusia, sedangkan perbuatan maksiat akan mematikan cahaya itu. Dengan hati yang dekat Sang Pencipta, maka kita akan yakin Tuhan akan membantu penelitian kita.[6]

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang-orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.[7] QS Al-Baqarah/2: 186

Berdasarkan kriteria seorang ilmuan yang telah disebutkan diatas, dapat saya pahami bahwa menjadi seorang ilmuan kita harus siap menghadapi tantangan dalam menjalani penelitian. Contoh, Thomas Alfa Edison dan Einstein mereka dianggap bodoh saat masih kecil, tapi mereka dikenal sebagai orang paling jenius di dunia. Mereka melakukan risetnya dengan penuh tanggung jawab dan tidak kenal kata menyerah , sebab kegagalan telah menjadi bagian dari keseharian mereka. Tantangan untuk mendapatkan jawaban menjadikan pekerjaan meneliti begitu mengasyikkan bagi mereka.


C.  Langkah Menjadi Seorang Ilmuan
Dari pembahasan diatas telah dijelaskan mengenai kriteria seorang ilmuan. Langkah yang harus kita ambil sekarang untuk menjadi seorang ilmuan yaitu:
1.        Memandang prestasi sebagai sesuatu yang bisa diraih siapa saja tanpa memandang kekayaan dan keturunan, karena dengan kerja keras dan selalu belajar, maka kita akan mampu meraih prestasi tinggi.
2.        Mulai aktif mencari tahu kebutuhan masyarakat.
3.        Mulai senantiasa meluaskan wawasan dan serius dalam menjalani pendidikan.
4.        Menghindari diri dari pengaruh buruk lingkungan, lebih selektif memilih teman bergaul.
5.        Mengembangkan sikap untuk siap berkontribusi bagi masyarakat luas.
6.        Gunakan media seperti majalah dinding untuk menyebarkan ide atau penemuan kamu di tengah lingkungan masyarakat.
Keenam daftar tersebut akan dijelaskan kemudian. Pahami dan buang jauh-jauh prasangka yang berpikir bahwa menjadi ilmuan itu sulit. Awal yang sulit menunjukkan bahwa memang sesuatu yang ingin dicapai biasanya selalu dibarengi dengan kesulitan. Semakin tinggi tingkat kesulitan, maka semakin tinggi pula tingkat manfaat yang nanti kamu dapat.[8]
1.        Memandang prestasi sebagai sesuatu yang bisa deraih siapa saja tanpa memandang kekayaan dan keturunan, karena dengan kerja keras dan selalu belajar, maka kita akan mampu meraih prestasi tinggi
Satu hal yang sangat penting dilakukan adalah mengubah cara berpikir. Kamu harus yakin pada diri sendiri, karena dengan percaya dan yakin, barulah kamu akan dapat mencapai sesuatu. Dengan keyakinan pulalah kamu akan dapat memikirkan cara mencapainya.
2.        Mulai aktif mencari tahu kebutuhan masyarakat
Kamu harus mulai memasang telinga untuk mendengar masalah apa yang sedang dialami teman-teman atau masyarakat lingkungan kamu tinggal.
Menurut Nasoetion, ada tiga sikap dasar yang diperlukan agar memiliki kemampuan meneliti.
a)    Sikap dasar pertama adalah kreativitas yang berpangkal pada perilaku dan sikap selalu mempertanyakan sesuatu yang dianggap mapan, sudah dianggap benar,dan dianggap efisien.
b)   Sikap dasr kedua ialah pemilikan kemampuan dasar dalam bidang ilmu yang ditekuni. Ilmu dapat diperoleh melalui pendidikan formal maupun non-formal.
c)    Sikap dasar ketiga adalah ketekunan yang tinggi.

3.    Mulai senantiasa meluaskan wawasan dan serius dalam menjalani pendidikan
Kreativitas dan imajinasi memang penting, tapi pendidikan di sekolah pun penting, karena ilmu yang didapat di sekolah memberikan dasar ilmu yang baik. Ilmu tidak untuk dihafal melainkan untuk digunakan sebagai alat untuk membantu kehidupan sehari-hari. Ilmu akan membuatmu tahu penyebab terjadinya sesuatu, prosesnya, serta cara memanfaatkannya. Berbeda dengan menghafal, dengan menghafal kamu hanya akan mengingat saja,tanpa ada proses berpikir sama sekali. Hafalan adalah halyang berbahaya bagi seorangilmuan, karena ilmuan haruslah menggunakan daya pikirnya secara maksimal.
4.    Menghindari diri dari pengaruh buruk lingkungan, lebih selektif memilih teman bergaul
Ketika kamu fokus untuk berkontribusi bagi masyarakat, kamu harus menjaga diri dari pengaruh buruk. Katakanlah tidak untuk kegiatan yang tidak bermanfaat. Untuk orang-orang yang sudah menjadi teman kamu dalam pergaulan, kamu harus memberi tahu mereka tentang kegiatanmu meneliti agar mereka mengerti dan tidak mengganggu.
5.    Mengembangkan sikap untuk siap berkontribusi bagi masyarakat luas
Cara yang paling minimal berkontribusi adalah dengan memberikan pendapat setelah mencoba untuk mengumpulkan data. Langkah awal adalah mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, lalu membuat dugaan-dugaan. Kamu tidak punya alasan untuk tidak berkontribusi. Kata Albert Einstein bahwa yang paling penting adalah apa yang ada dalam pikiran kita.
Banyak kesalahan yang dilakukan oleh peneliti pemula. Dengan sangat baik, Nasoetion mengemukakan empat ranjau dalam penelitian. Pertama. Ilmuan tepengaruh perasaan pribadinya dalam menentukan kesimpulan penelitiannya. Ke dua, kesalahan dalam melakukan tolak ukur pembanding. Ke tiga, kesalahan dalam memilih sampel/metode pengambilan sampel dalam populasi. Ke empat, terlalu beraninya ilmuan mengambil kesimpulan dari percobaan yang tidak cukup mengandung pengulangan, atau bahkan mempunyai terlalu banyak pengulangan.
6.    Gunakan media sepeti majalah dinding untuk menyebarkan ide atau penemuan kamu ditengah lingkungan masyarakat
Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) adalah kelompok remaja yang melakukan serangkaian kegiatan yang menghasilkan suatu hasil yang disebut karya ilmiah. Karya ilmiah itu sendiri mempunyai arti sebagai suatu karya yang dihasilkan melalui cara berpikir yang menurut kaidah penalaran yang logis, sistematis, rasional, dan mengandung koherensi antar bagian-bagiannya. Definisi ini tidak terlepas dari unsur penting ilmiah yakni dapat diuji kembali jika ada yang meragukan.











BAB III
PENUTUP

A.        Kesimpulan
Dari uraian di atas terlihat bahwa kriteria seorang ilmuan yaitu harus memiliki sifat dan sikap positif terhadap tantangan yang dihadapi dalam menjalani penelitian. Tidak harus laki-laki, perempuan pun bisa jadi ilmuan. Pekerjaan seorang ilmuan yaitu mengembangkan ilmu untuk perbaikan hidup umat manusia. Ilmu yang diperolehnya akan disumbangkan untuk mengatasi masalah yang ada di dunia ini.
Karakter utama seorang ilmuan yaitu: pantang menyerah, berani, jujur, terbuka, jaga emosi, tekun, skeptis, analitis, mendekatkan diri kepada Tuhan. Langkah menjadi seorang ilmuan yaitu:
1.     Memandang prestasi sebagai sesuatu yang bisa diraih siapa saja tanpa memandang kekayaan dan keturunan, karena dengan kerja keras dan selalu belajar, maka kita akan mampu meraih prestasi tinggi.
2.    Mulai aktif mencari tahu kebutuhan masyarakat.
3.    Mulai senantiasa meluaskan wawasan dan serius dalam menjalani pendidikan.
4.    Menghindari diri dari pengaruh buruk lingkungan, lebih selektif memilih teman bergaul.
5.     Mengembangkan sikap untuk siap berkontribusi bagi masyarakat luas.
6.    Gunakan media seperti majalah dinding untuk menyebarkan ide atau penemuan kamu di tengah lingkungan masyarakat.
B.       Implikasi
Setelah mempelajari uraian ringkasan ini, kita sebagai generasi muda diharapkan mampu memahami dan mengerti tentang kriteria menjadi seorang ilmuan dan berbangga jika kita dapat menyandang predikat sebagai ilmuan muda Indonesia.
Dengan itu, kami sebagai penyusun makalah berharap ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kritik dan saran yang sifatnya konstruktif, sangat penyusun harapkan demi sempurnanya makalah-makalah dalam edisi `berikutnya.












DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya.Lajnah Pentashih Alquran:
Syaamil Cipta Media, 1989.

Hadi, Sutrio dan Nilam Permata.Kamu Bisa Jadi Ilmuan.Jakarta: Dirjen Manajemen
Pendasmen Kempennas, 2010.
Kholid, Setia Furqon.Jangan Kuliah Kalau Ga Sukse.Sumedang: Rumah karya, 2012.
Situs Lain:
Prasongko.Kriteria Seorang Ilmuan. http://dzprasongko.blog.ugm.ac.id/2011/11/22/kriteria-seorang-ilmuan/. (18 Desember 2014).
Nuryanti. Ciri-Ciri Karakteristik Ilmuan.
                                         






[1] Sutrio Hadi dan Nilam Permata, kamu bisa jadi ilmuan, (Jakarta: Dirjen Manajemen Pendasmen Kempennas, 2010), hal.27-37.
[2] Setia Furqon Kholid, Jangan Kuliah Kalau Ga Sukses (Cet.vii; Sumedang: Rumah Karya,2012,),  h.109.
[3] Prasongko, ”Kriteria Seorang Ilmuan. http://dzprasongko.blog.ugm.ac.id 2011/11/22 (10 Desember 2014).
[4] Sutrio Hadi dan Nilam Permata, kamu bisa jadi ilmuan, h.33.
[5] Sutrio Hadi dan Nilam Permata, kamu bisa jadi ilmuan, h.33.
[6] Nuryantieny, “Ciri-Ciri Karakteristik Ilmuan, http://nuryatieny.blogspot. com /2013/02/ (10 Desember 2014).
[7] Departemen Agama RI,  Alquran dan Terjemahnya (Lajnah Pentashih Alquran: Syaamil Cipta Media, 1989),  h. 28.
[8] Sutrio Hadi dan Nilam Permata, kamu bisa jadi ilmuan, h.131.
                                                                                                                          

Untuk Navigasi Lengkap Silahkan Kunjungi Peta Situs



Baca Juga:

Langganan Via Email